Ivan Clintoen Boetar-boetar

Today
Total
Online
0
11
0
widget
>

Sabtu, 18 September 2010

GKPB MDC PEMATANG SIANTAR




Greja Kristen Perjanjian Baru Masa Depan Cerah (GKPB-MDC)Pematang Siantar





widgets


widget



 



Gedung GKPB MDC SIANTAR 

 Jln.Sisingamangaraja Timur No.3
 Telp.0622435781
 

 






Visi GKPB

* Menjangkau setiap orang dengan Injil
dan memuridkan mereka
sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus
dan mengutus setiap anggota jemaat
menjadi saksi di tengah dunia.

* Membangun kehidupan keKristenan dalam jemaat lokal
menurut pola gereja mula-mula secara otentik,
seperti yang tercatat dalam Kitab Perjanjian Baru.

Ibadah Minggu Jl. Sisingamangaraja No 3 Pemantang Siantar (lantai II)
Minggu : Pk. 10.00 WIB

Ibadah AnakJl. Sisingamangaraja No 3 Pemantang Siantar(lantai I)Minggu : Pk. 10.00 WIB

Ibadah RemajaJl. Sisingamangaraja No 3 Pemantang Siantar
Minggu : Pk. 12.30 WIB

Doa Puasa
Jl.sisingamangaraja No.3
Sabtu :pk.01.00
Doa Pagi Jl. Sisingamangaraja No 3 Pemantang Siantar
Senin - Jumat : Pk. 05.00 WIB

KESANJl. Sisingamangaraja No 3 Pemantang Siantar
Rabu-Kamis


PENDETA GKPB MDC SIANTAR  :

Pdt.Drs.Ruddin Aruan,SH (Gembala senior)

Pdt.Romy Salmon Ginting,Sp,MA (Gembala Junior)




         




                                                        

 IMAGE (IMpacting All GEneration)


GAMBAR IMAGE Siantar

Email : image_siantar@yahoo.co.id

Sejarah Pembentukan Nama IMAGE

Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) merupakan sebuah gereja yang dimulai oleh sekelompok anak-anak muda yang menangkap visi dari Allah. Oleh anugerah Allah, GKPB mengalami perkembangan yang sangat baik tetapi GKPB tetap tidak melupakan beban untuk melayani anak-anak muda.

Melihat pentingnya melayani anak-anak muda maka pada tahun 1996 diadakan pertemuan di Bandung untuk membentuk komisi khusus bagi anak-anak muda di dalam kepengurusan Majelis Pusat GKPB yang selanjtnya dikenal dengan komisi PPM (Pelajar, Pemuda dan Mahasiswa).

Pada tahun 2000, Komisi PPM mengadakan Konvensi Pemuda Nasional GKPB pertama yang diberi nama Youth Impetus. Di dalam pertemuan Youth Impetus inilah lahir sebuah visi untuk pelayanan anak-anak muda GKPB yaitu Menjadi generasi penggerak dalam kebangunan rohani, pembaharuan moral yang Alkitabiah, pembaharuan gereja dan perintisan gereja.

Pada tahun 2001, pengurus Majelis Pusat GKPB mengadakan rapat di Lembang. Salah satu topik yang dibahas pada saat rapat tersebut adalah mengenai keberadaan pelayanan ank muda GKPB. Menurut pemikiran para pengurus Majelis pusat GKPB, kegerakan pelayanan anak-muda di Indonesia sangatlah diperlukan dan anak-anak muda GKPB harus bisa menjadi pionir untuk mewujudkan kegerakan tersebut. Melalui diskusi dan pembicaraan yang cukup intens maka salah satu hal yang dianggap penting untuk mewujudkan hal tersebut adalah adanya penyeragaman nama dan visi untuk pelayanan anak muda GKPB.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sejalan dengan perkembangan gereja-gereja lokal GKPB, maka pelayanan anak-anak muda mulai banyak bermunculan di dalam gereja-gereja lokal GKPB. Masing-masing pelayanan anak Muda GKPB memiliki ciri khas dan metode yang disesuaikan dengan konteks daerah dimana mereka berada. Selain itu, masing-masing pelayanan anak muda GKPB di dalam jemaat lokal memiliki nama dan visi yang berbeda-beda. Karena itu Pengurus Majelis Pusat GKPB (MP-GKPB) meminta komisi PPM untuk melakukan penjajakan agar penyeragaman nama dan visi di dalam tubuh pelayanan anak muda GKPB dapat terwujud.

Setelah mendapat mandat dari pengurus MP-GKPB, maka komisi PPM mulai mengadakan konsolidasi ke beberapa gereja lokal GKPB untuk mendapatkan masukan tentang rencana penyeragaman nama dan visi pelayanan anak muda GKPB. Respon dari masin-masing gereja lokal berbeda-beda. Ada yang menyambut dengan antusias namun tidak sedikit yang menolak dengan berbagai alasan serta menganggap semua itu belum perlu dilakukan dan lebih baik tetap dalam keadaannya seperti saat itu. Respon-respon dari gereja-gereja lokal tersebut disampaikan oleh komisi PPM kepada MP-GKPB dan diputuskan agar rencana penyeragaman nama dan visi ditunda terlebih dahulu sambil melihat perkembangan yang ada.

Pada tahun 2002, para pengurus MP-GKPB mengadakan rapat dan kembali menyinggung tentang realisasi penyeragaman nama dan visi pelayanan anak muda. Mandat kembali diberikan kepada komisi PPM untuk














  
ANIMASI IVAN CLINTON
    1.  
    2.  
    3.  
    4.  
    5.  
    6.  
    7.  
    8.  


Jeremia Rim adalah seorang Pendiri GKPB MDC



Buku Jerimia Rim - The StoryNewsflash

Written by Johan   
Sunday, 18 June 2006 17:39
JeremiaRim.jpgSebuah buku yang menuturkan kisah hidup pendiri GKPB, ditulis oleh belahan jiwanya, Meliani B. Rim.
Jerimia Rim [1952 - 1993]
About GKPB Peoples
{mosimage}"Saya memandangnya dengan penuh kekaguman dan ucapan syukur kepada Allah yang mengaruniakan kharisma dan urapan kepada hamba-Nya ini. Di tengah ratusan ribu jiwa di Stadion Utama Senayan, Jakarta, dialah hamba TUHAN Indonesia yang pertama kali memakai tempat itu untuk kebaktian kebangunan rohani,Kasih Melanda Jakarta dan Kasih Melanda Indonesia"
Meliani Buana Rim

Perjalanan hidup Jerimia Rim [Alm]
30 April 1952
Lahir di Madiun, Jawa Tmur 
1958 6 tahun Masuk sekolah (SD) 
1964 12 tahunTamat Sekolah Dasar
196614 tahun Siswo Sudharmo, ayahanda Jerimia Rim meninggal dunia 
196715 tahun Tamat dari SMP Negeri IV Madiun dan masuk ke STM Negeri 1 Madiun 
17 Januari 1967
Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat di Madiun 
Natal 196816 tahunMenerima visi Kisah Para Rasul 1:8, menjadi saksi bagi Tuhan sampai ke ujung bumi. 
196917 tahunAktif pelayanan dan mulai berkhotbah 
197018 tahunTamat STM Negeri 1 Madiun
1971-1975 
LBTC Lawang
197119 tahun 
Menyerahkan diri kepada TUHAN untuk menjadi hamba TUHAN sepenuh waktu sebagai penginjil. Mulai memberitakan Injil ke seluruh pelosok nusantara dan mancanegara. Birma adalah negara pertama yang dilayaninya saat ke luar negeri.
Pelayanannya meliputi 4 benua: Asia (Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura, Srilanka, Jepang, Hongkong, Bangkok), Australia, Amerika Utara, Eropa, Skandinavia. Di Srilanka, khotbah Jeremia dari bahasa Inggris diterjemahkan ke bahasa daerah penduduk. Hanya benua Afrika dan negara Cina yang belum dilayani Jerimia.
Dalam menyampaikan khotbah, Jerimia menyesuaikan bahasa setempat. Bila khotbah di desa-desa, ia menggunakan bahasa Jawa halus (krama inggil). Bila di negara asing, Jerimia menyampaikan khotbah dalam bahasa Inggirs yang fasih. Setahun melayani di Filipina pun tak disia-siakannya untuk mempelajari bahasa Tagalog
6 September 1972 20 tahun Hari pertama masuk ke kota Surabaya 
8 Desember 1972 - Maret 1973
Pelayanan ke Hongkong dan Macao 
Februari 1976 - 16 September 1976 24 tahun Pelayanan ke Filipina 
17 September 1976 - 16 Oktober 1976 
Dari FIlipina, pelayanan dilanjutkan ke Taiwan dan Hongkong 
17 Oktober 1976 
Pelayanan ke Korea
11 November 1976 - 5 Maret 1977 25 tahun Pelayanan ke Jepang, Bangkok, dan Australia 
1978 26 tahun Pergi pelayanan ke Amerika Serikat selama 9 bulan 
2 Januari 1979 
Tiba di Surabaya dari Amerika Serikat 
4 Januari 1979 
Menghadiri retreat kaum muda di Bandungan, Ambarawa, Jateng. Di Bandungan ini, muncul pertama kali gerakan anak-anak muda di kota Semarang: Jimmy Oentoro, Billy Sindoro, dan lain-lain.
Lahir pelayanan: Youth Jamborec, Jambore '79
1979 27 tahun 
Pelopor gerakan rohani di kalangan kaum muda di Indonesia.
Dari sini, banyak orang mengenal dan memanggilnya dengan panggilan akrab:Kak Yer.
Bertemu dengan calon istri, Meliani Buana di persekutuan doa. 
Juli 1979 
Bertemu dengan Bambang Budijanto
Akhir Agustus 1979 
Melayani di persekutuan Sisawa-siswa Oikumene (Persisko) di Wisma Pancasila, Jl. Pandanaran, Semarang
Hadir di persekutuan: Bambang Budijanto, dan Petrus Agung Purnomo. 
1980 28 tahun KKR besar "Malam Dermaga Cinta" di gedung Go Skate Surabaya 
26 Maret 1983 31 tahun Menikah dengan Meliani Buana di Surabaya 
17 Mei 1985 33 tahun KKR "Kasih Melanda Jakarta" dengan tema "Yang Satu ini Belum Pernah Kami Lihat" di Stadion Utama Senayan, Jakarta 
1986 34 tahun KKR "Kasih Melanda Indonesia" di Stadion Utama Senayan, Jakarta
7 Juni 1987 35 tahun Ibadah pertama jemaat Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) "Masa Depan Cerah" di Surabaya
12 Agustus 1992 40 tahun Buah hatinya lahir: Jeremy Lemuel Rim, Jr. 
November 1993 41 tahun Pelayanan di Singapura yang merupakan pelayanan terakhirnya di dunia internasional 
17 Desember 1993 
Meninggal dunia di RS Adi Husada Surabaya pukul 19.30 
18-21 Desember 1993 
Kebaktian Penghiburan di House of Restoration, Jl. Putat Gede Selatan 2, Surabaya 
21 Desember 1993 
Jerimia Rim dikuburkan di Pemakaman Kristen "Kembang Kuning" Surabaya 


Membangun Kehidupan Remaja Yang SehatPDFPrintE-mail
Articles
Written by Johan   
Sunday, 02 January 2011 00:00
Ditulis oleh: Bambang H. Widjaja

Pada tahun 1986 saya mengikuti sebuah acara yang berjudul Basic Youth Conflicts Seminar, atau Seminar Dasar Konflik-konflik Kaum Muda, di Long Beach, California. Seminar dengan pembicara tunggal, yaitu Bill Gothard ini berlangsung selama enam hari, Senin sampai Sabtu, dari sore sampai malam, kecuali pada hari Sabtu seminar berlangsung sepanjang hari.

Saat memasuki Long Beach Convention Center, tempat dimana acara itu dilangsungkan, saya sungguh terkagum-kagum menyaksikan bahwa seminar ini ternyata diikuti oleh sekitar dua puluh ribu orang. Kekaguman saya adalah karena di satu sisi saya belum pernah mengikuti sebuah seminar yang sepanjang enam hari dengan pembicara tunggal dan dengan jumlah peserta yang sebanyak itu. Di sisi yang lain karena seminar ini diselenggarakan tanpa iklan ataupun bentuk publikasi lainnya. Dengan kata lain para peserta yang sebanyak itu datang semata-mata hanya karena promosi mulut ke mulut dari para peserta seminar sebelumnya. Sungguh luar biasa.

Yang membuat saya merasa lebih terheran-heran lagi adalah, ketika saya berkenalan dengan para peserta yang duduk di kanan kiri saya, ternyata sebagian dari mereka telah mengikuti seminar ini lebih dari dua kali. Bahkan ada yang sudah mengikutinya tujuh kali, dengan materi seminar yang sama. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh dari seminar yang membahas tentang nasihat-nasihat di dalam Alkitab untuk mengatasi persoalan-persoalan mendasar dari kaum remaja ini.

Memang di kemudian hari saya mengetahui bahwa ada juga orang yang tidak sepenuhnya menyetujui isi seminar yang dibawakan oleh Bill Gothard ini. Namun sulit bagi siapapun juga untuk membantah premis dasar atau pokok pikiran yang mendasari isi seminar yang ia bawakan, yaitu “masalah orang dewasa adalah masalah di saat remaja yang belum diselesaikan.” Ini merupakan suatu realita. Tidak sedikit masalah rumah tangga terjadi karena si suami atau istri memiliki persoalan di masa remajanya yang belum terbereskan. Sebagai contoh, persoalan citra diri di masa remaja yang belum dituntaskan, sehingga mengakibatkan yang bersangkutan sulit menerima dirinya sendiri, dapat berbuah dalam bentuk konflik rumah tangga saat orang itu sudah menikah.

Dengan kata lain, membangun kehidupan remaja yang sehat sangatlah penting. Dengan berhasil membangun masa remaja yang sehat berarti kita sudah berhasil mencegah munculnya sebagian besar persoalan hidup di usia dewasa. Tentang hal ini kita dapat melihat pola hidup Yesus Kristus di saat Ia berusia remaja sebagai teladan dan acuan. Di dalam masa remaja-Nya yaitu saat Ia mengikuti perayaan paskah di Yerusalem pada usia 12 tahun yang ditulis secara ringkas di dalam Lukas 2:41-51, kita melihat beberapa faktor yang mengakibatkan kehidupan-Nya di masa remaja patut disebut sebagai kehidupan yang sehat.

Lukas 2:41-51

41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.  42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.  43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.  44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.  45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.  46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.  47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.  48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."  49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"  50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.  51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.


I.     Mengenal identitas diri yang benar

Sebagai pemeluk agama Yahudi yang taat, seperti yang dicatat di dalam Lukas 2:41-42, setiap tahun Yusuf dan Maria melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan Paskah di sana sesuai dengan ketentuan hukum Taurat. Dan sebagaimana lazimnya yang dilakukan orang Yahudi terhadap anak remaja mereka yang berusia dua belas tahun, maka di saat Yesus mencapai usia itu Yusuf dan Maria juga membawa diri-Nya pergi bersama mereka ke Yerusalem.

Usia dua belas tahun ini memiliki tempat yang istimewa bagi anak-anak Yahudi, sebab di dalam tradisi Yahudi apabila seorang anak telah berusia lewat dari dua belas tahun yang bersangkutan dianggap telah memasuki masa dewasa, dan karena itu harus bertanggungjawab sendiri terhadap tindakannya. Sebagai tanda kedewasaan mereka akan mengikuti acara bar mitzvah, suatu kata dalam bahasa Ibrani yang secara harafiah artinya adalah “anak perjanjian.” Melalui upacara ini ditegaskan bahwa sejak saat itu mereka harus mengamalkan perjanjian Tuhan, yaitu hukum Taurat dengan penuh tanggungjawab sebagaimana layaknya seorang dewasa.

Sementara itu raja Herodes Arkhelaus yang karena kekejamannya, seperti yang dicatat di dalam Matius 2:22-23, yang telah membuat Yusuf dari pengungsiannya di Mesir urung kembali ke Betlehem tetapi justru pindah ke Nazaret, tidak lagi memerintah atas wilayah Yudea. Pada tahun 6 M, berdasarkan keluhan bangsa Yahudi kaisar Agustus memerintahkan agar Herodes Arkhealus diasingkan ke Gaul, daerah Perancis di masa kini. Sejak saat itu Yudea menjadi propinsi Romawi yang diperintah oleh seorang prokurator atau walinegeri berbangsa Romawi. Itu sebabnya Yusuf dan Maria tanpa takut membawa Yesus ke Yerusalem.

Selanjutnya dicatat di dalam Lukas 2:43-44 di dalam perjalanan pulang ke Nazaret, Yesus tertinggal di Yerusalem. Memang sebagaimana lazimnya di masa itu orang-orang dari Galilea, wilayah dimana kota Nazaret berada, selalu pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah secara berombongan. Hal ini membuat Yusuf dan Maria beranggapan bahwa Yesus sebagai seorang remaja, pasti sedang berjalan dengan sanak keluarga-Nya yang sebaya dengan diri-Nya.

Ketika menyadari bahwa Yesus tidak bersama dengan mereka, Yusuf dan Maria mencoba mencari Yesus di Yerusalem. Tiga hari kemudian, ketika sampai di Bait Suci kembali, mereka menemukan Yesus sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Ketika Maria bertanya kepada-Nya mengapa Ia tidak ikut pulang ke Nazaret bersama mereka, di dalam Lukas 2:49 dicatat Yesus justru menjawab demikian: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"

Dengan menjawab seperti itu bukan berarti Yesus tidak menghargai kecemasan dari Yusuf dan Maria yang kehilangan diri-Nya, tetapi hal itu menunjukkan bahwa Ia mengetahui siapakah diri-Nya yang sebenarnya. Memang secara legal Yusuf adalah ayah-Nya, namun Yesus mengetahui bahwa sesungguh-Nya Ia adalah Sang Putra Allah. Oleh karena itu Ia menyebut Bait Suci sebagai “rumah Bapa-Ku.” Singkat kata jawaban tersebut menunjukkan bahwa Ia mengenal identitas diri-Nya yang sebenarnya. Ini merupakan faktor pertama yang menentukan kehidupan remaja yang sehat.


II.     Memiliki tujuan hidup yang benar

Lebih jauh, jawaban Yesus: “Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku” ini di dalam bahasa Ibrani dapat juga berarti “Aku harus melakukan pekerjaan Bapa-Ku,” atau dalam bahasa Inggris “I must be about My Father's business.” Hal ini menunjukkan bahwa di usia remaja-Nya Yesus sudah mengetahui apa yang harus menjadi prioritas di dalam hidup-Nya, yaitu melakukan pekerjaan Allah atau hidup sesuai dengan rencana Allah Bapa bagi diri-Nya.

Melakukan kehendak Tuhan ini semustinya menjadi tujuan hidup dari semua orang, karena manusia diciptakan untuk melakukan kehendak Tuhan. Memang apabila seseorang memiliki tujuan hidup yang jelas maka ia akan hidup secara efisien, alias tidak menyia-nyiakan hidupnya untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan hidupnya. Namun tujuan hidup yang jelas saja tidaklah cukup, orang juga perlu memiliki tujuan hidup yang benar. Dengan memiliki tujuan hidup yang benar maka hidup yang bersangkutan akan berlangsung secara efektif, artinya membawa dampak yang besar. Dan tentu tidak ada tujuan hidup yang lebih benar dan mulia melebihi tujuan hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan.

Oleh karena itu, di samping seorang remaja perlu mengenal identitas dirinya, ia juga perlu mengenal rencana Tuhan bagi dirinya dan hidup selaras dengan rencana Tuhan tersebut. Atau memakai istilah yang digunakan oleh Tuhan Yesus, hidup untuk melakukan pekerjaan Allah Bapa. Itulah faktor kedua yang menentukan kehidupan yang sehat bagi remaja.


III.     Mengenal firman Tuhan dengan benar

Mengenal identitas diri yang sebenarnya dan tujuan hidup yang benar ini sangatlah berkaitan dengan pengenalan akan firman Tuhan. Sebab melalui firman-Nya Tuhan menjelaskan kepada semua orang, termasuk remaja, siapakah dirinya yang sebenarnya di mata Tuhan dan apakah kehendak atau rencana-Nya bagi yang bersangkutan. Itulah faktor ketiga dari hidup remaja yang sehat.

Bagi orang Yahudi pengenalan akan firman Tuhan dalam Kitab Suci ini ditegaskan melalui pemberian kesempatan untuk membaca bagian tertentu dari kitab Taurat di depan umum oleh anak laki-laki yang mengikuti upacara bar mitzvah. Bukan itu saja, mereka juga diberi kesempatan untuk menyampaikan secara singkat d'var Torah, yaitu uraian tentang isi bagian tertentu dari kitab Taurat. Uraian ini dapat diikuti dengan diskusi tentang apa yang telah disampaikannya.

Pengenalan Yesus yang sangat mendalam akan firman Tuhan ini dicatat di dalam Lukas 2:46-47. Hal ini membuat d’var Torah yang Ia sampaikan diikuti dengan diskusi yang mendalam tentang isi Taurat bersama guru-guru agama yang ada di dalam Bait Suci. Bahkan dicatat bahwa “semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.” Tentu adalah wajar apabila Yesus mengenal isi Kitab Suci sebab Ia adalah Tuhan sendiri. Namun dalam keberadaan-Nya sebagai manusia dan sebagaimana lazimnya anak-anak Yahudi, tentu Ia mempelajari Kitab Suci. Pengenalan Kitab Suci yang disertai dengan relasi-Nya yang akrab dengan Allah Bapa inilah yang membuat Ia mengenal siapakah diri-Nya dan tujuan hidup-Nya yang sesungguhnya.

Kehidupan Yesus di masa remaja-Nya ini memberi dua pelajaran penting bagi kita. Yang pertama, pentingnya untuk mengenal identitas diri dan tujuan hidup yang selaras dengan firman Tuhan, serta mengenal isi Kitab Suci untuk membangun kehidupan yang sehat. Hal ini bukan hanya perlu ditanamkan dalam diri anak-anak sejak usia dini, tetapi juga bagi semua orang termasuk mereka yang berusia dewasa. Yang kedua, pentingnya untuk membaca Alkitab secara teratur, supaya dengan demikian kita dapat mengenal kehendak Tuhan bagi diri kita. Dengan cara itu kita membangun relasi kita dengan Tuhan sehingga hidup kita di sepanjang tahun yang kita lalui benar-benar merupakan hidup yang penuh dengan makna.

Pertanyaan penerapan:

Memperhatikan uraian firman Tuhan yang telah Anda dengar tadi, ada dua pertanyaan yang perlu Anda renungkan.

1.     Menurut pemahaman Anda, siapakah diri Anda yang sesungguhnya di hadapan Tuhan?

2.     Menurut pemahaman Anda, apakah rencana Tuhan yang bersifat spesifik bagi diri Anda?


Penghiburan Di Tengah KecemasanPDFPrintE-mail
Articles
Written by Johan   
Saturday, 30 October 2010 00:00
Ditulis oleh: Bambang H. Widjaja

Memasuki tahun 1999 sebagian masyarakat dunia dicengkam oleh rasa takut akan terjadinya kemacetan sistem komputer di seluruh dunia tepat saat pergantian tahun memasuki tanggal 1 Januari 2000. Titik persoalannya karena pada masa itu angka tahun di dalam sistem komputer biasa ditulis dengan menyebut dua digit yang terakhirnya saja. Semisalkan bila angka tahun ditulis sebagai tahun 89, di masa itu orang maupun sistem komputer akan langsung mengerti bahwa  yang dimaksudkan adalah tahun 1989. Mendekati pergantian milenium tersebut orang baru menyadari bahwa sistem komputer yang secara otomatis menulis tahun 2000 dengan angka 00 kemungkinan akan mengalami persoalan. Sebab tentu komputer tidak dapat membedakan apakah itu tahun 1900 atau tahun 2000. Persoalan ini kemudian diberinama 2YK Bug,  atau Year 2000 Bug, artinya cacat komputer Tahun 2000.

Kepanikanpun mulai melanda sebagian orang, sebab mulai beredar desas desus bahwa 2YK Bug tersebut akan membuat seluruh sistem komputer perbankan di dunia akan lumpuh, sehingga orang tidak dapat melakukan transaksi keuangan apapun juga. Di samping itu seluruh sistem listrik, maupun jaringan transportasi seperti pesawat udara dan kereta api bawah tanah yang semuanya diatur dengan sistem komputer akan mengalami kemacetan. Sehingga sebagai akibat akan terjadi kekacauan dan kerusuhan di seluruh dunia.

Kepanikan itu mendorong sebagian orang menjelang akhir tahun 1999 sibuk menyiapkan cadangan makanan dan air minum cukup untuk dua bulan di rumah mereka. Berbagai perusahaan sibuk mengganti sistem komputer mereka, sehingga diperkirakan menjelang memasuki tahun 2000 dunia membelanjakan dana sebesar 600 miliar Dollar Amerika untuk pergantian sistem komputer demi menghadapi Y2K. Bahkan sebagian orang Kristen meramalkan bahwa bencana komputer ini merupakan tanda dari akhir zaman dan di saat itu Antikristus akan muncul untuk menguasai seluruh sistem komputer di dunia.

Pergantian tahunpun terjadi, dan dunia memasuki tahun 2000. Ternyata apa yang ditakutkan banyak orang tersebut sama sekali tidak terjadi. Aliran tenaga listrik, sistem transportasi dan sistem perbankan tetap berfungsi seperti biasanya, dan Antikristus tidak muncul untuk menguasai sistem komputer seperti yang diperkirakan sebagian orang.

Peristiwa tersebut tentu memberi pelajaran kepada kita semua tentang dampak dari kegelisahan yang membuat orang dapat bertindak secara tidak rasional dan justru menimbulkan persoalan yang lebih besar. Sehingga benarlah apa yang diucapkan oleh Presiden Amerika, Franklin Roosevelt dalam pidato pelantikannya di tahun 1933. Saat itu ketika dunia sedang melewati resesi ekonomi yang sangat berat ia berkata demikian: “Pertama-tama, ijinkan saya untuk mengemukakan keyakinan saya yang kokoh bahwa satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah rasa takut itu sendiri, the only thing we have to fear is fear itself,  yaitu ketakutan yang tanpa nama, di luar nalar dan tak berdasar yang akan melumpuhkan usaha yang diperlukan untuk mengubah kemunduran menjadi kemajuan.”

Itu pula sebabnya menjelang beberapa jam lagi Yesus akan ditangkap dan mengalami penganiayaan, sementara berada di ruang tempat dimana Ia menyelenggarakan perjamuan malam yang terakhir, Tuhan Yesus menenangkan hati para murid-Nya dari kecemasan mereka. Tentang hal itu seperti yang dicatat di dalam Yohanes 14:1-7 Ia mengemukakan agar para murid-Nya percaya akan tiga hal, yaitu kepada firman-Nya, jaminan keselamatan yang Ia berikan dan bahwa Ia pasti akan kembali lagi ke dunia.

Yohanes 14:1-7

1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.  2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.  3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.  4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."  5 Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"  6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.  7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."


I.      Percaya kepada firman Tuhan

Seusai Yesus mengungkapkan tentang penyangkalan yang akan dilakukan Petrus terhadap diri-Nya, Iapun menyampaikan tiga hal. Yang pertama yaitu bahwa selama ini telah terbukti Ia menjamin para murid-Nya sehingga di dalam pelayanan walaupun mereka tidak membawa bekal apapun juga mereka tak berkekurangan. Yang kedua bahwa sejak saat itu mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa yang sukar, itu sebabnya mereka harus menyiapkan pundi-pundi uang, dan bekal. Yang ketiga, mereka harus menyiapkan pedang.

Tentang hal tersebut di dalam Lukas 22:35-38 dicatat sebagai berikut: 35 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"  36 Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.  37 Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."  38 Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."

Tentang menyediakan pedang ini perlu dicatat bahwa Yesus menyuruh para murid-Nya menyiapkannya bukan dengan tujuan untuk melawan orang-orang yang akan menangkap Yesus. Sebab itu seperti yang dicatat di dalam keempat kitab Injil antara lain Matius 26:51-54 ketika Petrus mencoba membela Yesus dengan pedang itu saat Ia akan ditangkap, Yesus menyuruh Petrus untuk menyarungkan pedangnya. Tetapi seperti yang Yesus katakan sendiri di dalam Lukas 22:37, hal tersebut adalah agar apa yang dinubuatkan tentang diri-Nya di dalam Yesaya 53:12 tergenapi, yaitu bahwa Ia akan terhitung di antara para pemberontak. Karena itu Ia mengatakan dua belah pedang pun cukup.

Tentu suasana di saat itu mulai mencengkam, para murid mulai menyadari bahwa mereka sedang menghadapi masa yang genting. Itu sebabnya di dalam Yohanes 14:1 Yesus berkata demikian kepada mereka: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”

Hal ini berarti di dalam menghadapi masa yang sukar para pengikut Yesus harus lebih mempercayai Tuhan dibandingkan rasa takut yang mencengkam hati mereka. Mempercayai Tuhan selalu berawal dari mempercayai apa yang Ia firmankan. Dengan mempercayai firman-Nya kita juga mempercayai Dia yang menyampaikan firman tersebut. Itu sebabnya seperti yang dicatat di dalam Lukas 22:35-36, Ia menegaskan bahwa ketika para murid-Nya menaati firman-Nya yaitu agar mereka pergi melakukan pelayanan tanpa bekal terbuti Ia tidak mengingkari janji-Nya untuk memelihara mereka, sehingga para murid-Nya itu tidak kekurangan apa-apa. Dengan kata lain, hal pertama yang harus dipegang oleh para pengikut Yesus di dalam menghadapi masa sukar adalah firman Tuhan.


II.      Percaya akan jaminan keselamatan

Yang kedua, mereka perlu mempercayai jaminan keselamatan yang Tuhan berikan bagi para pengikut-Nya. Keselamatan dari hukuman dosa dan menikmati kehidupan berbahagia bersama dengan Tuhan di dalam rumah Allah Bapa atau yang biasa disebut sebagai sorga. Karena itu di dalam Yohanes 14:2-7 dicatat Ia berkata demikian: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."


Dengan berkata demikian Yesus menegaskan bahwa kepergian yang akan Ia alami melalui kematian-Nya bukanlah tanpa tujuan, tetapi yaitu untuk membuka jalan keselamatan bagi manusia. Membuka jalan yang Ia istilahkan sebagai menyediakan tempat di rumah Bapa bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dengan tegas Yesus berkata bahwa Dialah jalan, kebenaran dan hidup. Yesuslah jalan keselamatan, diri-Nya sendiri merupakan manifestasi dari kebenaran yang sejati, dan melalui-Nya orang akan mengalami kehidupan yang penuh dengan makna.

Kepastian dari keselamatan itu Ia ungkapkan dalam dua hal. Yang pertama dengan berkata di dalam Yohanes 12:2 sebagai berikut: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.” Dan yang kedua dengan berkata di dalam Yohanes 12:6 sedemikian: "Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Artinya di saat menghadapi masa yang serasa serba tidak menentu sehingga perasaan gelisah menguasai diri, para murid Yesus harus melihat jaminan yang pasti yang Yesus berikan untuk masa depan mereka. Jaminan yang kokoh dan sepasti jaminan keselamatan dan kehidupan bahagia di rumah Allah Bapa seperti yang Ia janjikan kepada semua pengikut-Nya.


III.      Percaya bahwa Yesus akan datang kembali

Yang ketiga, para pengikut-Nya perlu menyadari bahwa perpisahan dengan Yesus bukanlah perpisahan untuk selama-lamanya, sebab Ia pasti akan datang kembali ke dunia. Di dalam Yohanes 14:3 Ia berkata: “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”

Ia akan datang kembali dan akan membawa setiap orang yang percaya kepada-Nya untuk mengalami seluruh janji yang telah Ia berikan kepada mereka. Dengan demikian di saat para pengikut-Nya menghadapi penganiayaan, tantangan dan pergumulan hidup mereka tetap dapat memandang ke depan. Mereka mengetahui bahwa hidup mereka tidak hanya akan berakhir di dunia ini saja. Tetapi ada pengharapan yang mulia yang Tuhan Yesus sediakan bagi mereka di hari esok.

Singkat kata, di dalam masa yang sesukar apapun juga, selama para pengikut Yesus memegang erat janji firman Tuhan mereka akan mampu melewati masa itu dengan penuh kemenangan. Iman mereka tidak akan gugur, sebaliknya Tuhan akan memberi kekuatan dan penghiburan yang menyanggupkan mereka melewati masa-masa yang sulit itu dengan penuh pengharapan. Yaitu dengan keyakinan bahwa Tuhan yang berfirman adalah pribadi yang setia dan sanggup melaksanakan seluruh janji-Nya.

Kesetiaan yang mendatangkan kepercayaan yang lebih besar
Ditulis oleh: Bambang H. Widjaja

Banyak di antara kita yang tentu pernah melihat atau bahkan menikmati produk makanan bermerk Quaker Oats dengan logonya yang berupa gambar seorang laki-laki yang berambut putih dengan wajah yang tersenyum, mengenakan topi hitam dan memakai pakaian abad pertengahan. Makanan tersebut diproduksi oleh Quaker Oats Company yang didirikan oleh seorang yang bernama Henry Crowell pada tahun 1901 dan yang saat ini merupakan salah satu produsen makanan yang terbesar di dunia.

Di saat Henry Crowell masih berusia 9 tahun ayahnya meninggal karena penyakit tuberkulosis. Pada waktu ia berusia 17 tahun ia sendiri terjangkiti penyakit yang sama. Suatu hari di dalam keadaan tubuh yang sangat lemah oleh tuberkulosis ia mendengar khotbah dari Dwight L. Moody, seorang hamba Tuhan dan penginjil yang sangat terkenal dari Chicago. Di dalam khotbahnya tersebut D.L Moody berkata: “Dunia akan melihat apa yang Tuhan dapat lakukan bersama dan untuk dan melalui seorang pribadi yang sepenuh dan segenap hati menyerahkan diri kepada-Nya.” Sebagai tanggapan Crowell berdoa: “Tuhan, oleh anugerah-Mu dan dengan pertolongan Roh Kudus, aku akan menjadi orang itu. Aku tidak dapat menjadi seorang pengkhotbah seperti D. L. Moody, namun dapat menjadi seorang pengusaha yang baik. Tuhan, bila Engkau mengijinkan aku menghasilkan uang, aku akan menggunakannya untuk pelayanan-Mu.”

Selang sekian waktu kemudian Henry Crowell sembuh dari sakitnya dan ia bertumbuh menjadi seorang pengusaha yang berhasil, dan yang antara lain mendirikan Quaker Oats Company di atas. Sesuai dengan janjinya, dari sejak awal ia bekerja Henry Crowell memberikan 10 persen dari penghasilannya untuk pekerjaan Tuhan. Dalam perjalanan waktu seiring dengan semakin bertambahnya berkat finansial yang Tuhan berikan kepadanya iapun semakin memperbesar persembahan keuangannya tersebut. Alhasil Tuhan juga semakin memberkati dirinya dan usahanya semakin bertambah berkembang.
Read more...
 
Kasih yang menerima dan mengubahkan
KESAN Services - Articles
Ditulis oleh: Bambang H. Widjaja

Mitsuo Fuchida adalah komandan kelompok pesawat tempur Jepang yang melakukan penyerangan mendadak terhadap Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941. Dirinyalah yang memberi komando untuk dimulainya serangan terhadap Pearl Harbor saat pesawat-pesawat tempur Jepang sudah berada di wilayah udara pangkalan Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik tersebut. Dirinya pulalah yang menyampaikan pesan legendaris “Tora, Tora, Tora” lewat radio dari pesawat tempurnya kepada kapal induk Akagi yang merupakan kapal komando Skuadron Pertama Angkatan Udara Jepang sebagai tanda bahwa misi serangan mendadak tersebut telah berhasil dilaksanakan.

Seusai Perang Dunia Kedua Mitsuo Fuchida dihadapkan kepada pengadilan militer untuk memberikan kesaksian atas kekejaman tentara Jepang terhadap para tahanan militer. Mitsuo merasa kekejaman itu merupakan hal yang wajar sampai ia bertemu dengan Kazuo Kanegasaki mantan ahli teknik pesawat tempurnya yang dikiranya sudah gugur dalam pertempuran di Midway. Kazuo yang baru saja dibebaskan dari tawanan perang tentara Amerika menceritakan perlakuan yang baik yang ia alami selama sebagai tawanan perang, antara lain oleh seorang pemudi Amerika yang kedua orang tuanya menjadi utusan Injil dan dibunuh oleh tentara Jepang di pulau Panay, Filipina.

Kisah tentang pemudi yang memperlakukan para tawanan perang dengan penuh hormat itu sangat mengusik hati Mitsuo Fuchida. Ia ingin mencari tahu apa yang membuat pemudi itu bersedia memperlakukan tawanan perang yang adalah tentara dari negara yang membunuh kedua orangtuanya dengan penuh kasih dan hormat.
Read more...
 
Membangun kehidupan yang bermakna di dalam diri anak-anak
KESAN Services - Articles
Ditulis oleh: Bambang H. Widjaja

“Barangsiapa di antara Anda yang secara pribadi mengambil keputusan untuk menjadi pengikut Yesus di saat Anda berusia di bawah 16 tahun silakan mengangkat tangan,” minta pembawa acara kepada lebih dari 4.000 peserta dari hampir 200 negara yang memenuhi auditorium Philippine International Convention Center di kota Manila dalam acara The Second International Congress on World Evangelization.

Acara yang diselenggarakan pada tahun 1989 ini sendiri merupakan salah satu pertemuan para pemimpin Kristen sedunia yang paling penting pada abad ke-20. Mereka yang menghadiri pertemuan tersebut adalah orang-orang yang diundang berdasarkan rekomendasi dari para tokoh Kristen di negaranya, sehingga secara umum hanya para pemimpin dan calon pemimpin Kristen masa depan saja dapat menghadiri acara tersebut. Oleh karena itu permintaan pembawa acara ini sangat menarik untuk dicermati.

Sebagai tanggapan terhadap permintaan tersebut saya melihat lebih dari tiga perempat isi gedung mengangkat tangan. Hasil dari survey yang sederhana ini membawa kesan yang sangat mendalam di hati saya. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas dari orang-orang yang menjadi pemimpin Kristen telah menjadi pengikut Yesus di kala yang bersangkutan belum mlewati usia remaja. Memang bukan berarti setiap orang yang mengambil keputusan untuk menjadi pengikut Yesus saat ia masih berusia kanak-kanak pasti akan menjadi pemimpin organisasi Kristen. Namun nampak bahwa masa yang paling baik untuk membawa dan membina seseorang menjadi pengikut Kristus yang kokoh adalah di saat yang bersangkutan masih berusia dini. Hal tersebut menunjukkan pentingnya bagi orang tua untuk membimbing kehidupan anak-anaknya secara sehat dan membawa mereka kepada Kristus sebelum yang bersangkutan menginjak usia di atas remaja.
                
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda