Ivan Clintoen Boetar-boetar

Today
Total
Online
0
11
0
widget
>

Senin, 09 Mei 2011

Gerbang Logika (PLC)


 Minimalisasi Jenis Gerbang Logika

Operasi AND Dengan Gerbang NOR & NAND


 Operasi OR Dengan Gerbang NAND & NOR



LAmpu TL

Dalam bidang penerangan, lampu fluorescent atau dikenal juga dengan lampu TL telah digunakan secara luas baik di dalam industri maupun digunakan oleh rumah tangga. Lampu jenis fluorescent atau lampu TL merupakan jenis lampu yang paling banyak digunakan dari semua jenis lampu yang mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu pelepasan muatan listrik.
Lampu fluorescent merupakan lampu jenis lampu yang cukup efisien dalam mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, terutama jika dibandingkan dengan lampu jenis kawat pijar. Tetapi dengan semakin mahalnya harga energi listrik , akhir–akhir ini telah banyak diperkenalkan lampu–lampu jenis fluorescent dengan berbagai bentuk dan ukuran yang ternyata cukup hemat akan penggunaan energi listrik. Salah satunya adalah lampu fluorescent dengan ballast kumparan berinti besi.
Lampu fluorescent adalah lampu dengan yang prinsip kerjanya dalam mengubah energi listrik menjadi energi cahaya berdasarkan pada berpendarnya radiasi ultra violet pada permukaan yang dilapisi dengan serbuk fluorescent misalnya jenis phospor. Radiasi ultra violet akan terjadi bilamana elektron–elektron bebas hasil dari emisi elektron pada elektroda bertumbukan dengan atom–atom gas yang terdapat dalam tabung pelepas muatan.
Agar elektroda–elektroda dapat memancarkan elektron, maka perlu bagi elektroda untuk mendapatkan mekanisme pembantu proses tersebut. Pada lampu fluorescent biasa, maka proses emisi elektron ini dilakukan dengan proses pemanasan elektroda–elektroda terlebih dahulu, proses ini dilakukan oleh alat yang kita kenal dengan nama starter (penganjak). Untuk dapat menyala maka lampu tabung fluorescent memerlukan tegangan yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 400 Volt, jadi tegangan ini jauh lebih tinggi dari tegangan jala–jala yang tersedia, oleh karena itu fungsi starter selain membantu memanaskan elektroda, juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan tegangan penyalaan bagi lampu.
Jika penyalaan telah selesai dilakukan, arus listrik akan mengalir melalui tabung lampu fluorescent, dan karena tegangan pada starter lebih besar sehingga bimetal pada starter akan terbuka. Oleh karena lampu fluorescent memiliki karakteristik arus - tegangan negatif, artinya tegangan pada lampu akan turun bila arus naik dan sebaliknya tegangan pada lampu akan naik bila arus turun, maka setelah proses penyalaan berlangsung, arus yang lewat pada tabung akan naik sampai tegangan kerja pada lampu tercapai. Tegangan ini jauh lebih rendah dari tegangan jala–jala.
Untuk memelihara tegangan kerja inilah maka pada lampu jenis fluorescent digunakan alat bernama ballast. Fungsi utama dari ballast adalah membatasi besar arus dan mengoperasikan lampu pada karakteristik listrik yang sesuai.
Seperti yang telah dijelaskan didepan, lampu fluorescent banyak digunakan oleh masyarakat karena apabila dibandingkan dengan lampu jenis pijar, maka lampu jenis fluorescent tampak mempunyai efisiensi yang lebih tinggi yaitu dengan besar daya yang sama, diperoleh kuat penerangan yang lebih besar, selain itu pada lampu jenis pijar, banyak energi listrik yang diubah menjadi energi panas saja.
Walaupun lampu jenis fluorescent mempunyai efisiensi lebih tinggi dari pada lampu jenis pijar, tetapi lampu ini masih mempunyai kerugian – kerugian yang cukup berarti yaitu :
Harga lebih mahal, hal ini tidak terlalu menjadi masalah, sebab masih terjangkau oleh masyarakat kalangan tertentu. Memerlukan ballast, dengan adanya ballast ini akan menimbulkan kerugian daya pada ballast sendiri, yang kerugian cukup besar, dan juga rendahnya harga faktor kerja ( Cos φ ) karena pada lampu jenis fluorescent yang konvensional digunakan ballast jenis induktor ( kumparan ).


Karena semakin mahalnya energi listrik, maka dimulailah beberapa cara untuk menghemat energi listrik, sehingga semakin banyak misalnya digunakan lampu – lampu jenis tabung fluorescent karena dianggap lebih efisien dalam mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, tetapi kendala timbul setelah digunakan dalam jumlah yang banyak dan beban yang cukup besar mengakibatkan menurunya faktor daya sumber yang berakibat tidak tercapainya jumlah beban dan jumlah daya tersedia dari sumber, akibatnya penggunaan lampu jenis ini akan menurunkan jumlah daya yang tersedia dari sumber, juga kesulitan lain berupa sulit menyala dengan normal pada saat terjadi beban puncak dan menurunya tegangan sumber.
Untuk mengatasi hal ini maka penggunaan lampu jenis fluorescent yang tetap dapat dioperasikan seimbang antara jumlah beban (jumlah lampu) dengan jumlah daya yang tersedia dari sumber. Dengan kata lain kita berusaha agar daerah atau rentangan beban (lampu TL) yang masuk pada sistem mempunyai faktor daya lebih tinggi mendekati faktor daya dari sumber agar tercapai efisiensi penggunaan daya listrik, sehingga akan sama atau mendekati sama antara daya nominal beban dengan daya nominal sumber.

Jenis jenis obeng dan Kegunaan nya


Model Obeng dan Kegunaannya


Bermacam-macam obeng. Foto: iDEA/Dean Martin Saerang
Anda pasti sudah punya obeng di rumah. Namun apakah Anda sudah tahu beragam jenis dan kegunaannya?
Ternyata ada tiga jenis obeng, yaitu: obeng kembang bermata sekrup silang, obeng pipih atau plat bermata sekrup pipih, serta obeng sok dengan ujung sekrup bulat dan persegi.
Yang banyak diketahui, satu jenis obeng hanya memiliki satu fungsi. Ini bisa dilihat dari satu mata sekrup pada satu obeng. Namun sekarang ada obeng yang memiliki kelengkapan mata sekrup berbeda. Mata sekrup ini bisa dibongkar-dipasang sesuai kebutuhan. Ayo kita lihat modelnya.
widgets
obeng listrik
OBENG RATCHET - Bentuknya mirip pistol. Gagangnya bisa menyimpan mata sekrup. Dilengkapi tiga sekrup seperti kembang, pipih, dan sok. Untuk mengganti sekrup, cukup bongkar-pasang bagian ujung obeng. Dengan sistem ratchet --penyetelan dan pemasangan satu arah-- pekerjaan bisa cepat tuntas. Kelemahannya, bagian penyetelan cepat aus. Harga Screwdiver Ratchet ini Rp19.000.
obeng
OBENG ELEKTRIK - Alat pemutar sekrup memakai tenaga elektrik. Jadi, Anda tak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Cukup pencet tombol start, alat pun bekerja. Alat ini dibantu oleh batere yang bisa diisi ulang. Kelengkapannya berupa mata sekrup kembang dan plat. Beratnya 1,2 kg, dengan daya rata-rata 7,2volt. Kelemahannya, batere cepat lemah jika keliru mengisi ulang. Harga Cordless Driver Drill ini Rp982.000.
obeng
OBENG FLEKSIBEL - Desainnya unik, berbentuk seperti pulpen. Anda bisa menjepitkannya di saku baju. Dilengkapi oleh dua mata sekrup: kembang dan pipih. Anda bisa menggunakan kedua sekrup secara bergantian sesuai kebutuhan. Caranya, ganti sekrup secara bolak-balik. Kelemahannya, bagian penjepit mudah kendur atau lepas. Harga Pocket T Driver ini Rp39.000
obeng
OBENG BERBADAN LENTUR - Anda kesulitan memutar sekrup di bagian sudut lemari? Obeng berbadan flesksibel ini solusinya. Badannya besi lapis chrome vanadium yang mudah dilekuk-lekuk seperti rotan. Kelengkapan mata sekrup: kembang, plat, dan sok. Yang satu sekrup juga ada. Kelemahannya, untuk objek yang keras tak begitu kuat. Harga satu set Huvic Multitools ini Rp97.000
obeng
OBENG GAGANG STABIL - Bentuknya seperti hutuf “T”, memudahkan Anda menggenggamnya dan lebih stabil. Badan dari besi lapis chrome vanadium. Gagangnya dari plastik. Kelengkapan mata sekrup: kembang, sok, dan pipih. Kelemahannya, gagang mudah pecah atau retak jika objek terlalu keras. Harga T-Bar Socket Driver ini Rp35.500
obeng
OBENG BERMAGNET - Ujung mata obeng memiliki magnet untuk menarik sekrup yang jatuh. Ada dua pilihan bentuk: yang berbadan panjang dan yang kecil. Yang panjang mudah menjangkau objek. Gagangnya dari karet dan bertekstur kotak-kotak, sehingga tak licin. Yang kecil untuk objek yang sulit dijangkau oleh tangan. Agar tak mudah lepas, gagang plastik dibuat lekukan garis lurus. Harga Goldton Rp10.600.
obeng
OBENG AKSESORI - Khusus untuk memutar sekrup yang melekang dari benda-benda aksesori, seperti kaca mata, arloji, dan handphone. Kelengkapan sekrup: kembang dan pipih. Badan dari besi, dan gagang dari plastik. Kelemahannya, gagang plastik mudah retak. Harga Precision Screwdriver Set ini Rp25.800


Delapan Model Tang Pilihan

oleh: M. Indra Sukma
Foto: iDEA/Dean Martin Saerang
Memotong kawat, mengencangkan baut, dan menjepit sekaligus mengelupas kabel memerlukan alat yang kita kenal sebagai tang.
Bentuk dan jenis tang beragam. Namun umumnya hanya terbagi atas tiga jenis, yaitu tang pemotong, tang penjepit, dan tang pengunci. Tang pemotong: Kedua bagian kepala --atas dan bawah (rahang)-- tajam. Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel. Tang penjepit: Memiliki rahang yang bergerigi sebagi capitan. Biasanya gerigi ini sangat rapat dengan ujung rahang runcing. Ini untuk menjangkau celah yang kecil. Tang pengunci: Rahang bergerigi yang renggang agar tak licin ketika pengencangan baut.
Selain tiga jenis tersebut, ternyata ada tang yang berperan ganda. Tentu tak salah tang ini disebut tang kombinasi atau multifungsi. Tang ini memiliki kelengkapan untuk menuntaskan pekerjaan memotong, menjepit, sekaligus mengencangkan baut --dapat diatur sesuai kebutuhan.
perkakas-TANK01_MS
Tang Pemotong
Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran bidang yang besar atau tebal. Harga Plastic Cut Pliers ini Rp89.000.
perkakas-TANK02_MS
Tang Cucut
Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan berbentuk gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. Berbahan besi chrome vanadium dengan gagang plastik lapis karet agar tidak licin. Kelemahannya, gagang plastik mudah pecah. Harga Long Noise Plier ini Rp99.000.
perkakas-TANK03_MS
Tang Kombinasi
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Berbahan besi chrome vanadium. Gagangnya plastik lapis karet, agar tidak licin. Kelemahannya, jika celah antarrahang berkarat akan berakibat macet. Harga Multi Purpose Plier ini Rp108.900.
perkakas-TANK04_MS
Tang Kakatua
Dikenal sebagai “tang kakatua” karena bentuknya mirip paruh burung kakatua. Fungsinya sebagai pemotong kawat dan kabel. Terbuat dari baja dan bergagang lapis karet untuk menjaga agar tak licin ketika digunakan. Kelemahannya, jika tang digunakan untuk memotong bahan yang tebal dan keras dapat menjadi tumpul. Harga Tower Pincer ini Rp47.600.
perkakas-TANK05_MS
Tang Buaya
Sekilas bentuknya mirip buaya: moncongnya besar, lebar, dan bergerigi. Maka tang ini dikenal dengan sebutan “tang buaya”. Rahangnya yang bergerigi untuk mengunci dan melepas baut. Jika ukuran baut besar, tang dapat diatur sesuai ukuran baut. Carannya, lebarkan kedua tungkai, lalu kunci dengan sekrup pengatur sekaligus pengunci yang ada di ujung atas tungkai. Jika ingin mengubahnya lagi, Anda cukup melepaskan tuas di bagian tungkai bawah. Kelemahannya, sekrup pengatur dan pengunci agak keras. Ini karena drat mur dan baut terlampau dalam. Harga Locking Plier Curve Jaw ini Rp34.700.
perkakas-TANK06_MS
Tang Multifungsi
Mirip dengan tang kombinasi: ada rahang sebagai pemotong dan penjepit. Yang beda, tang ini memiliki kelengkapan fungsi lain. Di gagangnya terdapat pisau, gergaji, obeng, pembuka tutup botol, dan pembuka tutup makanan kaleng. Jadi, satu tang ini memiliki banyak kegunaan. Kelemahannya, bagian kelengkapan di gagang mudah kendur atau patah. Harga Multi Purpose Plier tool kit ini Rp47.600.
perkakas-TANK07_MS
Tang Pengelupas Kabel
Jika Anda sedang mengerjakan instalasi kabel listrik, tang ini dapat membantu. Bagian rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. Di gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel. Bahan dari besi dengan gagang lapis plastik. Kelemahannya, bagian rahang mudah macet. Harga Crimping Plier tool kit ini Rp36.800.
tang8
Tang Sudut
Moncong rahang memiliki sudut kemiringan 45derajat. Ini untuk menjepit kawat dan kabel yang sulit dijangkau, seperti di kolong meja. Berbahan chrome vanadium. Gagangnya dilapis karet. Kelemahannya, hanya cocok untuk bagian dengan sudut kemiringan 45derajat. Harga Rp59.400.

Teori Rangkaian Listrik,Alat alat yang di gunakan Dalam Menginstalasi,PErkakas Listrik

PERKAKAS LISTRIK

2.1 Pendahuluan

Untuk melaksanakan pekerjaan instalasi listrik seperti: memasang kabel, memasang rol isolator, memotong kabel, mengupas kabel, dan lain-lain, diperlukan alat pendukung berupa peralatan atau perkakas listrik.
Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk mengenal dan mempergunakan peralatan listrik. Karena jika salah memilih alat atau cara menggunakan alat, akan mengakibatkan kerusakan pada bahan yang dikerjakan sehingga pekerjaannya tidak akan berhasil dengan baik.
Jenis perkakas listrik antara lain: tang, obeng, palu, gergaji, bor, solder, pembengkok pipa, reamer, jara, testpen, alat ukur (multimeter).

2.2 Tang
Tang termasuk alat penting yang sering digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik. Fungsi tang, antara lain:

  •  Memotong kabel
  • Mengupas kabel
  • Menarik kabel
  • Memegang komponen, dll.
Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, tang dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:

  1. Tang kombinasi
  2. Tang biasa
  3. Tang pemotong
  4. Tang lancip.
Pemilihan tang haruslah disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Tang yang baik adalah tang yang dibuat dari baja dan lapisannya tidak mudah berkarat.

2.2.1 Tang kombinasi

Sesuai dengan namanya, tang jenis ini dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa macam pekerjaan, seperti: memotong kawat, memuntir kawat, memegang benda, menarik kawat, dan lain-lain.
Bentuk tang kombinasi.


tang kombinasi terdiri dari beberapa bagian yaitu:
  1. Bagian depan atau bagian mulut, dapat digunakan untuk memegang benda, untuk memuntir kabel/kawat, dan menarik kabel.
  2. Bagian tengah samping yaitu bagian yang tajam menyerupai gunting, dapat digunakan untuk memotong kabel, kawat atau isolasi.
  3. Bagian belakang yaitu bagian pemegang. Biasanya bagian ini dilapisi dengan bahan isolasi yang terbuat dari karet atau plastik dengan maksud melindungi pemakainya dari aliran listrik.

Catatan: Untuk menjaga agar tidak tersengat aliran listrik dan menjaga keselamatan kerja dalam melakukan pengerjaan instalsi listrik, hendaknya aliran listrik yang berada pada instalsi tersebut dimatikan dulu melalui kontak sekeringnya.

2.2.2Tang Biasa

Umumnya digunakan hanya untuk memegang benda di saat tangan kita sudah tidak mampu memegangnya atau untuk memuntir kawat pada pekerjaan instalasi.
tang tersebut biasanya terdapat dalam suatu kemasanperkakas listrik yang disebut tool-kit atau tool-set
Semua perkakas selain dapat digunakan dalam pekerjaan instalsi, juga dapat digunakan dalam pekerjaan elektronika.


2.2.3 Tang pemotong

Juga dikenal dengan nama knijptang. Tang jenis ini termasuk perkakas yang sering digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik. Fungsinya adalah untuk memotong kabel/kawat, memotong tali dan memotong isolasi.


2.2.4 Tang Lancip

Ada juga yang menyebutnya tang buaya, karena bentuk ujungnya yang mirip dengan mulut buaya. Sebagian orang ada juga yang menyebutnya tang long nose atau hidung panjang.
Dengan bentuk seperti itu, maka tang lancip ini sangat cocok untuk memegang benda-benda kecil seperti sekerup, ring, mur atau untuk mengambil benda kecil yang sulit dijangkau oleh tangan. Selain itu juga tang lancip dapat dipakai untuk membuat bulatan pada ujung kabel untuk meletakkan sekerup/baut.
Tang lancip juga biasanya terdapat di dalam kemasan tool-set yang berbentuk tas.

2.3 Obeng

Obeng termasuk perkakas yang sering digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik. Fungsinya adalah untuk memasang dan membuka/melepas sekerup.
Berdasarkan konstruksinya, obeng terdiri dari 3 bagian, yaitu:
  1. Bagian pemegang
  2. Bagian batang
  3. Bagian mata obeng

Obeng yang biasa digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik memiliki pegangan yang terbuat dari kayu atau plastik dan batangnya terbuat dari baja yang berbentuk bulat atau persegi dan dilapisi nikel agar tidak berkarat.
Berdasarkan kegunaannya terdapat beberapa macam obeng, diantaranya:
  • Obeng biasa
  • Obeng listrik
  • Obeng kembang
  • Obeng kayu
  • Obeng offset
  • Obeng tekan
  • Obeng trimmer

2.3.1 Obeng Biasa

Obeng baiasa disebut juga obeng minus karena bentuk ujungnya pipih dan menyerupai tanda minus (-). Penggunaan obeng ini bersifat umum, yaitu memasang dan membuka paku sekerup atau baut dalam pekerjaan mekanik. Pada umumnya obeng jenis ini pegangannya dibuat dari bahan kayu, plastik dan mika.


2.3.2 Obeng Listrik

Obeng listrik adalah obeng yang khusus digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik. Bentuk obeng ini pada bagian matanya lebar selebar batangnya. Hal ini dimaksudkan agar dapat dipakai untuk memasang dan membuka sekerup atau baut yang letaknya ditanam pada lubang. Sebagai contoh sekerup yang dipasang pada lubang yang dipersing atau baut yang terdapat pada steker.

Perlu juga diketahui bahwa dalam pekerjaan instalasi dapat dijumpai jenis obeng yang dapat berfungsi ganda, yaitu selain dapat digunakan untuk memasang/membuka sekerup juga dapat dipakai untuk mengetahui adanya aliran listrik dalam suatu penghantar. Dalam hal ini obeng tersebut berfungsi sebagai alat testpen.
bagian dalam dari pegangannya terdapat lampu yang akan menyala apabila ujung mata obeng tersebut disentuhkan pada penghantar listrik yang berfase. Selain itu, pada obeng tersebut batangnya diberi bahan isolasi yang menutupi bagian tangkai sampai batas ujung matanya agar pemakainya tidak tersentuh aliran listrik. Obeng seperti ini pada umumnya juga terdapat dalam kemasan tool-set

2.3.3 Obeng kembang

Obeng kembang secara populer disebut juga obeng philips. Namun sebagian orang menyebutnya dengan nama obeng positif atau plus, karena pada nbagoian matanya menyerupai tanda positif (+). Adanya juga yang menyebut obeng belimbing, karena ujungnya menyerupai buah belimbing.
Obeng jenis ini biasanya dipakai untuk memasang dan membuka kepala sekerup atau kepala baut dengan alur silang (+).
Perlu diketahui bahwa kepala sekerup dengan alur silang memiliki tenaga gerak putar yang lebih besar daripada beralur lurus (-).


2.3.4 Obeng Offset

Obeng offset adalah obeng yang memiliki bentuk dan cirikhas sendiri, yaitu tidak memiliki pegangan khusus namun memiliki dua macam mata di kedua bagian ujungnya. Keseluruhan batang obeng terbuat dari baja yang dilapis bahan nikel.
Obeng offset ini dapat digunakan untuk membuka dan memasang sekerup pada tempat-tempat yang sempit dan tidak dapat dijangkau oleh obeng biasa. Melihat bentuknya seperti itu gerakputar obeng ini hanya sedikit-sedikit.


2.3.5 Obeng Tekan

Disebut juga obeng genjot, karena dalam pemakaiannya obeng ini tidak diputar tapi ditekan atau digenjot. Dengan menekan pemegangnya dan mata obeng ditaruh pada kepala sekerup, maka sekerup akan berputar ke kiri atau ke kanan sesuai dengan letak pengatur tombol yang ada pada pemegangnya.
jika kedudukan tombol pada huruf L (left) maka batang obeng akan berputar ke kiri yaitu melepas sekerup. Jika tombol pada kedudukan R (raight) maka batang obeng akan berputar ke kanan yaitu mengeraskan sekerup.
Selanjutnya jika tombol berada pada posisi O (di tengah-tengah antara L dan R) maka batang obeng tidak akan berputar pada waktu ditekan, ini berarti pemakaian obeng harus diputar dengan tangan seperti obeng biasa.


2.3.6 Obeng Trimmer

Sesuai dengan namanya obeng ini dipakai khusus untuk ngetrim (mengatur) komponen elektronika seperti: coil, trimpot, trafo MF, dan lain-lain. Jadi obeng ini hanya digunakan dalam pekerjaan elektronika.


2.4 Solder Listrik

Penggunaan solder biasanya dilakukan pada pekerjaan penyambungan kawat, sehingga dihasilkan sambungan yang kokoh dan kuat. Solder listrik yang dipakai dalam pekerjaan instalasi harus memiliki daya cukup besar, sesuai dengan benda kerja yang akan disolder, misalnya solder 100 watt.
Ada jenis solder listrik lain yang bentuknya kecil dan dayanya sekitar 15 s/d 25 watt. Solder jenis ini umumnya digunakan dalam praktek elektronika seperti memasang komponen elektronika seperti transistor dan IC. Penggunaan solder ini juga harus hati-hati karena komponen tersebut sangat sensitif terhadap panas yang berlebihan.

2.5 Testpen

Untuk mengetahui adanya aliran listrik dalam suatu penghantar diperlukan suatu alat yang namanya testpen. Bagi yang sering berkecimpung dalam bidang listrik, merupakan keharusan untuk memiliki alat testpen ini.


2.6 Alat Ukur Multimeter

Untuk mengetahui baik tidaknya hubungan-hubungan atau sambungan penghantar dalam suatu instalasi diperlukan suatu alat ukur yang dinamakan multimeter. Dengan menggunakan multimeter kita dapat mengetahui hasil pemasangan instalasi meliputi: pemasangan kabel, penyambungan kabel dan pekerjaan-pekerjaan lain dalam instalasi. Selain untuk mengetahui hasil pemasangan instalasi, multimeter juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya tegangan listrik dan arus listrik yang mengalir di dalam suatu penghantar.


2.7 Alat Ukur Megger

Megger termasuk alat ukur presisi yang dapat digunakan untuk mengukur tahanan dalam batas tidak terhingga. Dengan menggunakan megger, pengukuran suatu instalasi hasilnya akan lebih baik daripada dengan menggunakan multimeter karena selain dapat mengetahui adanya hubung singkat. Juga dapat mengetahui adanya suatu kebocoran arus yang terjadi pada penghantar. Hal ini tidak dapat dilakukan jika menggunakan alat ukur multimeter.


2.7.1 Cara menggunakan mengger
Misalkan kita akan mengukur hubungan antara 2 penghantar yaitu penghantar fase dan penghantar nol.


2.7.2 Cara pengukuran

  1. Hubungkan probe A dari megger pada penghantar fase dan probe B pada penghantar nol. Sesudah itu megger diputar.
  2. Perhatikan skala meter, jika megger diputar jarum penunjuk diam dan tidak bergerak, berarti kedua penghantar tersebut baik dan aman (tidak terjadi hubung singkat).
  3. Jika megger diputar jarum penunjuk bergerak mendekati harga nol, berarti pada kedua penghantar tersebut terjadi hubung singkat.
Klasifikasi pengukuran, sebagai berikut:

1. Jika jarum penunjuk bergerak dan penyimpangannya besar nerarti pada kedua penghantar tersebut terdapat hubung singkat.
2. Jika jarum penunjuk bergerak dan penyimpangannya sedikit, berarti pada kedua penghantar tersebut terjadi kebocoran. Kebocoran tersebut bisa saja terjadi akibat isolasi dari penghantar yang kurang baik. Kebocoran akan mengakibatkan cepat terjadinya panas jika dibiarkan akan menimbulkan kebakaran.
3. Jika jarum penunjuk diam atau tidak bergerak sama sekali, berarti kedua penghantar tersebut baik dan aman


Saya sarankan untuk download artikel ini yang dalam bentuk ms.word yang lebih lengkap,di sertai dengan gambar-gambar untuk men-download klik di sini

Timer dan Gambar Timer


 

Gb. Menjalankan Kontaktor Magnet Menggunakan Timer
Gb. Kontaktor Magnet
Gb. Kontaktor Magnet
Gb. Timer

In Put Timer Harus Selalu Di Aliri Arus Listrik Karena Di Gunakan Untuk Menjalankan Pewaktunya / Timernya.
Untuk Men-SETTING Timer Pada Waktu ON – OFF , Kontak – Kontak Kecil Yang Ada Di Samping Pengatur Waktu ( Lihat Gb. Timer ) Harus Di Turunkan & Di Naikan Sesuai Kebutuhan Waktu ON – OFF ( Tergantung Dari Pada Kebutuhan ). Apabila In Put Timer Terputus / Tidak Ada Arus Yang Masuk ( Pemadaman Listrik ) Maka Pewaktu / Jam Pada Timer Harus Di Setting Sesuai Dengan Waktu Pada Saat Men-Setting Ulang ( Jam Harus Di Sesuaikan Pada Saat Itu Juga ). Untuk Mengatur Waktu / Jam ,Harus Di Putar Sesuai Tanda Panah ( Searah Jarum Jam )
# ) PRINSIP KERJA TIMER ( Gb. Rangkaian Di Atas ) :
Arus Masuk Pada In Put Kontaktor Magnet & Juga Pada In Put Timer Yang Akan Menjalankan Timer / Pewaktu, Setelah Waktu Berputar Dan Sudah Sampai Pada Waktunya Terhubung ( Waktunya ON ) Maka Kontak Di Dalam Timer Akan Terhubung Dengan Out Put Timer Dan Aruspun Akan Mengalir Menuju Kontaktor Magnet ( Kontak a & b ) Yang Akan Menarik Kontak – Kontak Pada Kontaktor Magnet Sehingga Kontak In Put Pada Kontaktor Magnet Terhubung Dengan Kontak Out Put Pada Kontaktor Magnet, Sehingga Arus In Put Dapat Melewati Out Put Kontaktor Magnet Yang Akan Menjalankan Beban Pada Out Put Tersebut. Setelah Waktu / Jam Berputar Terus Maka Tiba Saatnya Timer Memutuskan Hubungan ( Waktunya OFF ) Maka Aruspun Terputus Yang Melewati Kontaktor Magnet Sehingga Beban Pada Out Put Kontaktor Magnet Juga Tidak Berjalan, Proses Tersebut Terjadi Terus Menerus Apabila Tidak Terjadi Pemadaman Listrik Pada Jaringan PLN. Apabila Settingan Waktu ON - OFF Misalkan Jam 18 - 6 Maka Pada Waktu Masuk Jam 18 Timer Terhubung Dengan Out Put Timer Sampai Jam 6, Karena Jam 6 Disini Di Gunakan Untuk Memutuskan Timer Sehingga Out Put Timer Tidak Terhubung.

RELAY (cara kerja Relay,Fungsi nya, dan Cara Memasang nya)...






Sebenarnya banyak sekali ragam relay yang digunakan tergantung dari kebutuhan kita, mulai dari yang berjenis umum hingga yang khusus. Relay pada kendaraan digunakan untuk lampu utama, klakson (tidak semua mobil), FuelPump, ECU, Starter, Wiper (tidak semua mobil), sistem AC, fan radiator, lampu kabut, sistem alarm, sistem central lock, sistem Power Window, dan pada mobil Eropa banyak ditemukan relay yang di desain khusus, misalnya relay tersebut berfungsi juga sebagai timer, unloader dan lain-lain. Umumnya pada body relay, disertakan skema relay tersebut berikut nomor kaki nya. Juga pada bagian bawah, di masing-masing kaki terminal disertakan nomor kaki sebagai referensi terhadap skema relay pada body tadi.
Besar-kecilnya ukuran fisik suatu relay, biasanya berhubungan juga dengan kapasitas arus yang dapat ditangani oleh Contact-point relay. Jika arus yang disalurkan melebihi kapasitas kemampuan relay, maka contact point akan panas dan cepat aus. Jika contact point aus, maka kualitas konduktor / menyalurkan arus listrik menjadi terganggu. Pada kenyataannya, biasanya kita menemukan lampu akan menjadi redup, atau klakson menjadi tidak lantang lagi atau bahkan mati.

Cara Kerja Relay DC


Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar (terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open)
  1. Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka.
  2. Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup.

Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC.







Fungsi dan cara memasang Rellay

Relay sebagai salah satu onderdil elekronik, sering dipakai
dalam kontrol switching beberapa alat, misalnya untuk pemakaian
lampu kabut atau klakson tambahan yang memakai daya cukup besar.
Bagaimana design dan penggunaan relay ini, mari kita lihat lebih
dalam






Relay itu sendiri terdiri dari coil dan dan beberapa kaki
elektroda yang menjadi obyek kontrol jalannya arus listrik.
Diujing coil ada plat konduktor yang berfungsi untuk mengatur
jalur arus listrik terhadap keperluan kontrol tsb. Plat konduktor
ini bekerja sebagai switching tadi karena ada nya efek
elektromagnet yang terjadi pada coil karena adanya tegangan
kontrolyang bekerja pada coil.








Pada sistem mobil, salah satu contoh rangkaian relay ini bisa
kita lihat spt di bawah,














 <img
src="http://kampq.hypermart.net/indoto/relaylampubig.jpg"
alt="Contoh rangkaian relay untuk lampu" width="250"
height="156">














Dalam hal ini relay memakai 4 elektroda yaitu untuk elektroda
lampu (L), lalu elektroda dari accu (cool, elektroda untuk switch (S),
dan elektroda untuk body earth. Swith biasanya diletakkan dalam
ruangan kemudi, sedangkan elemen yang lain diletakkan di luar
ruang kemudi. Ketika switch mengalami kontak, maka arus dari accu
akan tersalurkan ke rangkaian lampu dan lampu mulai menyala.








Tujuan pemakaian relay pada sistem beban yang berat, lampu
yang terang atau klakson yang kuat, adalah untuk menghindari
terjadinya voltage drop. Secara elektronik, bisa saja lampu atau
klakson tsb dihubungkan langsung dengan switch yang ada di dalam
ruang kemudi, namun apabila itu dilakukan, maka rangkain akan
menjadi cukup panjang, dan hal ini untuk arus yang cukup besar
akan terjadi voltage drop karena terbatasnya power dalam accu.
Dengan meletakkan relay di dekat obyek dan accu, atau
memperpendek jalur listrik yang berarus besar tsb, maka bisa
dihindari voltage drop yang tidak diinginkan.








Rangkaian di bawah adalah contoh lain untuk relay yang
digunakan, relay di sini memiliki 4 kaki elektroda yang
dihubungkan dengan kabel. #














 <img src="http://kampq.hypermart.net/indoto/relay2lampubig.jpg" alt="Contoh rangkaian relay untuk lampu"
width="326" height="222">
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (I set).


Prinsip Kerja
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting.

Macam-macam karakteristik relay arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)


Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay).

Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.

Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay)

Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 2. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay).

Relay arus lebih waktu terbalik

Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
• Standar invers
• Very inverse
• Extreemely inverse


Gambar 3. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).

Pengaman Pada Relay Arus Lebih
Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:

•Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula “Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).

•Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi. Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau bahkan tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)

Gambar 4. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR.

Fungsi lain,kekurangan dan kelebihan PLC



Programmable Logic Controller Yaitu : Kendali Logika Terprogram Merupakan Suatu Piranti Elektronik Yang Dirancang Untuk Dapat Beroperasi Secara Digital Dengan Menggunakan Memori Sebagai Media Penyimpanan Instruksi-Instruksi Internal Untuk Menjalankan Fungsi-Fungsi Logika, Seperti :
1. Fungsi Pencacah.
2. Fungsi Urutan Proses.
3. Fungsi Pewaktu.
4. Fungsi Aritmatika.
5. Dan Fungsi-Fungsi Yang Lainya Dengan Cara Memprogramnya.

Fungsi Lain Pada PLC Yaitu : Dapat Digunakan Untuk Memonitor Jalannya Proses Pengendalian Yang Sedang Berlangsung, Sehingga Dapat Dengan Mudah Mengenali Urutan Kerja ( Work Squence ) Proses Pengendalian Yang Terjadi Pada Saat Itu.

Kelebihan-Kelebihan Yang Dimiliki PLC Dibandingkan Dengan Kontrol Relay Konvensional :
1. Fleksibel.
2. Deteksi & Koreksi Kesalahan Lebih Mudah.
3. Harga Relatif Murah.
4. Pengamatan Visual.
5. Kecepatan Operasi.
6. Implementasi Proyek Lebih Singkat.
7. Lebih Sederhana & Mudah Dalam Penggunaannya.
8. Memodifikasi Lebih Mudah Tanpa Tambahan Biaya.
9. Dokumentasi Lebih Mudah.

Kekurangan Yang Dimiliki PLC :
1.Teknologi Baru, Sehingga Dibutuhkan Waktu Untuk Mengubah Sistem Konvensional Yang Telah Ada.
2.Keadaan Lingkungan, PLC Tidak Cocok Digunakan Pada Suhu Yang Tinggi & Juga Vibrasi Yang Tinggi Karena Dapat Merusak PLC.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih PLC :
1. InPut ( Tipe & Jumlah Masukan )
2. OutPut ( Tipe & Jumlah Keluaran )
3. Memori ( RAM, EPROM, EEPROM )
4. Periperal ( Handheld Programming Console, Ladder Support Software, PROM Writer )

Komponen Sistem Kendali PLC Terdiri Atas :

1. PLC.

PLC Terdiri Atas :

- CPU → Mikroprosesor Yang Mengkordinasikan Kerja Sistem PLC.

- Memori → Daerah Yang Menyimpan Sistem Operasi & Data Pemakai.

- Interfis → Modul Rangkaian Yg Digunakan Untuk Menyesuaikan Sinyal Pada Peralatan Luar.

2. Peralatan In Put.

Peralatan In Put Adalah Peralatan Yang Memberikan Sinyal Kepada PLC & Selanjutnya PLC

Memproses Sinyal Tersebut Untuk Mengendalikan Peralatan Out Put.

Peralatan In Put :

- Berbagai Jenis Saklar.

- Berbagai Jenis Sensor.

- Rotary Encoder.

3. Peralatan Out Put.

Peralatan Out Put :

- Kontaktor Magnet.

- Motor Listrik.

- Lampu.

- Buzzer dll.

4. Peralatan Penunjang.

Peralatan Penunjang Adalah Peralatan Yang Digunakan Dalam Sistem Kendali PLC, tetapi Bukan

Merupakan Bagian Dari Sistem Secara Nyata. Maksudnya Peralatan ini Digunakan Untuk

Keperluan Tertentu Yang Tidak Berkait Dengan Aktifitas Pengendalian.

Peralatan Penunjang :

1. Berbagai Jenis Alat Pemrogram : - Komputer.

- Software Ladder.

- Konsol Pemrogram.

- Programmable Terminal.

2. Berbagai Software Ladder : - SSS.

- LSS.

- Syswin.

- CX Programmer.

3. Berbagai Jenis Memori Luar : - Disket.

- CD ROM.

- Flash Disk.

4. Berbagai Alat Pencetak : - Printer.

- Plotter.

5. Catu Daya.

PLC Merupakan Sebuah Peralatan Digital & Setiap Peralatan Digital Memerlukan Catu Daya DC.

PLC Type Modular Membutuhkan Catu Daya Dari Luar Sedangkan PLC Type Compact Catu

Dayanya Sudah Tersedia Pada Unitny

Gambar Membalik Motor Listrik dengan menggunakan Kontaktor

KONTAKTOR MAGNET


Gb. Panel Motor 3 Fasa

Gb. Membalik Putaran Motor 3 Fasa



Gb. Menjalankan Motor 3 Fasa Secara STAR - DELTA Dg Kontaktor Magnet


Gb. Menjalankan Motor 3 Fasa STAR - DELTA Dg Kontaktor Magnet
Secara Otomatis Dg TDR ( Time Definite Relay )


Gb. Rangkaian Menjalankan Beban Secara Berurutan Menggunakan Kontaktor Magnet.
Gb. Rangkaian Menjalankan Beban Dari 2 Tempat Menggunakan Kontaktor Magnet.

Gb. Rangkaian Menjalankan Beban Menggunakan Kontaktor Magnet.


Gb. Kontaktor Magnet


Kontaktor Magnet Merupakan Jenis Saklar Yang Bekerja Secara Magnetic Yaitu Kontak ( NO & NC ) Bekerja Apabila Kumparan Di Aliri Arus / Tegangan, Penggunaan Kontaktor Magnet Jauh Lebih Baik Dari Pada Saklar Biasa.
Sebuah Kontaktor Magnet Terdiri Dari :
1. Kumparan / Koil.
2. Beberapa Kontak NO ( Normally Open )
3. Beberapa Kontak NC ( Normally Close )
Kumparan / Koil Adalah Lilitan yang Apabila Di Aliri Arus / Tegangan Maka Akan Tejadi Magnetisasi Yang Akan Menarik Kontak - Kontaknya Sehingga Input & Output Pada Kontak NO Akan Terhubung & Sebaliknya Untuk Kontak NC Akan Terputus / Tidak Terhubung.
Apabila Pada Kumparan Kontaktor Diberi Tegangan Terlalu Tinggi / Tidak Sesuai Dengan Spesifikasi Maka Akan Menyebabkan Berkurangnya Umur / Merusak Kumparan Kontaktor. Tetapi Bila Tegangan Yang Diberikan Terlalu Rendah Maka Akan Menimbulkan Tekanan Antara Kontak-Kontak Dari Kontaktor Menjadi Berkurang Yang Nantinya Dapat Menimbulkan Bunga Api Pada Permukaannya Serta Dapat Merusak Kontak-Kontaknya.
Untuk Beberapa Keperluan Digunakan Juga Kumparan Arus ( Bukan Tegangan ), Akan Tetapi Dari Segi Produksi Lebih Disukai Kumparan Tegangan Karena Besarnya Tegangan Umumnya Sudah Di Normalisasi & Tidak Tergantung Dari Keperluan Alat Pemakaiannya.
Kontaktor Magnet Ada 2 Jenis :
1. Kontaktor Magnet AC ( Terdapat Kumparan Hubung Singkat Berfungsi Sebagai Peredam Getaran
Saat Kedua Inti Besi Saling Melekat )
2. Kontaktor Magnet DC.
Spesifikasi Dari Kontaktor Magnet Yang Harus Di Perhatikan :
1. Kemampuan Daya Kontaktor yang disesuaikan dengan Beban yang akan diperlukan.
2. Kemampuan menghantarkan arus dari kontak-kontaknya.
3. Kemampuan Tegangan dari Kumparan Magnet.
Kontak Pada Kontaktor Magnet Terdiri Dari :
1. Kontak Utama ( Digunakan Untuk Rangkaian Daya )
2. Kontak Bantu ( Digunakan Untuk Rangkaian Pengontrol / Pengunci )
Agar Penggunaan Kontaktor Dapat Disesuaikan Dengan Beban Yang Akan Dikontrol, Maka Pada Setiap Kontaktor Selalu Dilengkapi Dengan Plat Nama Yang Berisikan Data-Data Mengenai :
1. Perusahaan Pembuat Kontaktor.
2. Nomor Seri Pembuatan.
3. Tegangan Nominal Beban.
4. Tegangan Kerja Kontaktor.
5. Kemampuan Arus Yang Dapat DiAlirkan.
6. Kelas Operasi.
Kontak In Put / Kontak Yang DiHubungkan Ke Supply Pada Kontaktor Magnet Biasanya Kontak Dengan Nomor 1, 3, 5 . Dan Untuk Kontak Out Put / Kontak Yang DiHubungkan Pada Beban / Rangkaian Biasanya Dengan Nomor 2, 4, 6 . Sedangkan Untuk Kontak Penguncinya DiGunakan Kontak Nomor 13 & 14.

Motor Listrik 3 Fasa (Mengoperasikan Motor 3 Fasa dengan Sistem Kendali )



Mengoperasikan Motor 1 Fasa
Dalam mengoperasikan motor 1 fasa dengan kendali elektromagnetik, dibutuhkan kontaktor magnet, MCB, dan tombol ON/ OFF (saklar tekan) untuk alat kontrolnya. Dengan kontaktor magnet, motor 1 fasa jenis split phasa dapat dijalankan dari jarak jauh, kontaktor dapat diletakkan pada tempat yang jauh dari operator. Sedangkan operator hanya mengendalikan tombol start untuk menjalankan dan tombol stop untuk mengendalikan. Dengan demikian operator dapat bekerja ditempat yang aman.
Dari gambar rangkaian kontrol dan daya, terlihat kontak-kontak kontaktor magnet dipakai sesuai keperluannya. Pada rangkaian kontrol, fasa dihubungkan ke MCB 1 fase, kemudian melalui tombol OFF, menuju ke tombol ON, yang kemudian menuju coil pada kontaktor dan berakhir di netral, karena sakelar ON yang digunakan merupakan sakkelar tombol, maka dipakai sakelar pengunci/ bantu yang terhubung pararel ke kontak bantu kontaktor NO (Normally Open). Sedangkan pada rangkaian daya, perjalanannya yaitu dari Fasa melalui MCB dan menuju ke kontaktor (pada kontak utama), dan dari kontak utama menuju motor 1 fasa. Salah satu masukan kontak utama pada kontaktor dihubungkan melalui sumber netral dan keluarannya dihubungkan ke motor listrik.




















a. Rangkain Kontrol




















b. Rangkaian Utama




















c. Rangkaian Pengawatan