Ivan Clintoen Boetar-boetar

Today
Total
Online
0
11
0
widget
>

Senin, 23 Mei 2011

Manfaat Berbahasa Roh Bagi Orang Percaya

Surat Korintus 12:8-10 mencatat 9 karunia Roh:  
1) karunia hikmat 
2) karunia pengetahuan atau ma’rifat 
3) karunia iman 
4) karunia kesembuhan
 5) karunia mujizat 
6) karunia bernubuat 
7) karunia membedakan roh 
8) karunia berbahasa roh 
9) karunia menafsirkan bahasa Roh 

 Di kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman saya soal berbahasa Roh. Saya tidak mencatat tahun berapa saya memperoleh karunia bahasa Roh. Namun peristiwanya masih saya ingat dengan baik. Saya berlatar-belakang gereja “dingin” yang tidak mengenal bahasa Roh, namun Tuhan menarik saya keluar dari lingkungan tersebut, memasuki kharismatik. Ketika mengenal lingkungan kharismatik itulah, saya melihat orang-orang berbahasa roh. Bermacam-macam ucapannya, … dan saya ingin memperoleh karunia itu. Tidak ada gunanya saya berpura-pura berbahasa Roh, jika memang saya belum bisa berbahasa Roh. Itu sama saja dengan, membohongi diri sendiri.  Beberapa kali saya minta didoakan, dalam berbagai KKR, namun tidak terjadi apa-apa. Tetapi saya tidak patah semangat, saya terus mencari, mencari dan mencari. Sampai pada waktunya, seseorang sebelum mendoakan saya untuk meminta karunia bahasa Roh berkata: “Pak, nanti saya akan berdoa buat bapak, bapak ikuti doa saya. Jika nanti bapak merasakan sesuatu, ikuti saja. Ucapkan saja. “. Dan pendoa itu mengingatkan saya ayat-ayat ini: Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya (Lukas 11:10-13) Sesudah lebih kurang 5 menit saya didoakan itu, saya merasakan sedikit kesemutan (gringgingen) di bibir saya, dan dengan ragu-ragu saya mengucapkan sesuatu dengan lidah saya. Ketika saya membebaskan lidah saya untuk bergerak semaunya, maka lidah saya seperti menari-nari, tekuk sana tekuk sini, saya mulai berbahasa lidah. Waktu itu saya masih malu-malu, dan ada kekhawatiran di otak saya, jangan-jangan itu bukan dari Roh Kudus, bukan dari Tuhan. Namun saya diingatkan ucapan pendoa tersebut, bahwa kalau kita minta bahasa Roh, maka Bapa di Surga pastilah memberikan bahasa Roh, bukan bahasa yang lain. Saya mulai tenang. Itu terjadi di samping gedung A Yani Magelang, tempat diselenggarakannya KKR, waktu itu oleh JKI Amanat Agung Magelang. Semenjak itu saya mulai praktek berbahasa Roh terutama bila sedang sendirian, jika sedang berdoa, dan kalau sedang berdoa kelompok. Saya sudah yakin bahwa saya sudah memperoleh karunia berbahasa Roh.  Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat. (1 Korintus 14:4).  Dahulu   saya kurang memahami maksud “membangun dirinya sendiri” jika kita banyak berbahasa Roh, namun pada waktunya saya faham juga.  Ternyata pada waktu saya sedang berbahasa Roh, maka roh saya sedang berdoa kepada Allah Bapa, ini seperti malaikat penjaga anak kecil yang selalu memandang wajah Bapa.  Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 18:10). Ketika roh kita menghadap di hadirat Bapa itulah, maka ada semacam transformasi roh, sehingga roh kita membesar, atau mengalami perkembangan. Kalau Allah Bapa adalah Allah yang sehat wal-afiat, maka roh kitapun mengalami kondisi yang nyaris sama. Terjadi empartasi roh, ada empartasi urapan Allah, karena itu orang yang rohnya sering menghadap Bapa, maka dia akan memiliki urapan, memiliki kuasa, ditakuti setan, ditakuti roh sakit penyakit, dan lain sebagainya.  Ketika Musa turun dari gunung Sinai—kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu—tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN. (Keluaran 34:29). Musa mengalami empartasi Roh TUHAN setelah menghadap TUHAN, sehingga wajahnya bercahaya. Maka tidaklah heran, semenjak saya rajin berbahasa Roh, rajin menyembah Tuhan, tanpa saya sadari roh saya mulai bertumbuh, dan menjadi roh yang bersih, yang sehat. Motivasi saya murni, ingin mengenal Tuhan lebih dekat, ingin mengasihi-Nya, ingin menunjukkan bahwa saya adalah makhluk ciptaan-Nya yang tahu berterimakasih kepada Sang Khalik.   Ketika hati saya gelisah, saya atasi dengan berbahasa Roh, dan saya menjadi tenang, kegelisahan sirna. Hal ini saya buktikan beberapa kali, sehingga sangat mendarah daging buat saya.  Manfaat berbahasa Roh pada waktu saya berdoa, sangatlah besar. Sebab apakah yang dapat diucapkan oleh seorang pendoa yang hanya mengandalkan bahasa akal budi? Hanya dengan bahasa manusia?  Mungkin ada yang membuat suatu rumusan doa, urutan doa: pertama-tama mengucap syukur, kemudian memuji, meminta, meminta, meminta. Tetapi apa sajakah yang bisa kita ucapkan untuk berdoa selama satu jam? Mendoakan orang sekampung dengan disebut satu demi satu? Atau seperti orang yang “seperti orang rohani”, yang kalau berdoa buat makan saja harus seperti pendoa syafaat: mengingat orang-orang miskin, berdoa buat bangsa dan negara dan sebagainya? Dengan mengalir di dalam bahasa Roh, maka kita seperti mengarungi samudera luas, begitu banyak yang kita dapat doakan, tanpa kita merasa capek karena memikirkan materi doa. Saya sering, dan sangat sering, ketika saya berdoa dengan berbahasa Roh, tiba-tiba saya tersedu-sedu, terisak-isak, padahal saya tidak sedang memikirkan sesuatu yang menyedihkan. Perjuangan saya saat berdoa adalah mengarahkan konsentrasi ke atas, kehadapan Allah Bapa, dan saya berjuang keras untuk tidak memikirkan yang lain. Hanya Bapa, dan terkadang Yesus. Dengan cara berdoa seperti itu maka seseorang bisa bertahan berjam-jam berada di hadirat Tuhan. Tidak lelah, tidak mengantuk, bahkan makin segar. Mau rohmu berkembang? Memiliki urapan? Memiliki karakter Kristus? Memperoleh empartasi illahi? Latihlah dirimu beribadah, minta karunia berbahasa Roh, kalau sudah memiliki, gunakan itu untuk sebanyak-banyaknya berdoa dengan bahasa Roh, dan rasakan sendiri manfaatnya. Tuhan Yesus memberkati. 
widgets